Revolusi Industri 4.0
Hallo
Teman.... perkenalkan Nama Saya Fajar Aji Kurniawan, disini saya akan
menjelaskan yang saya ketahui mengenai revolusi
industri 4.0. Sebelum melangkah lebih jauh, pertama-tama kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan revolusi
industri 4.0. Secara singkat, revolusi
industri 4.0 dapat diartikan sebagai sebuah trend di dunia yang
menggabungkan sebuah teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber atau dapat
diartikan sebagai perubahan besar dan radikal terhadap cara
manusia memproduksi barang. Bicara soal revolusi
industri, sebagian besar dari kalian pasti sudah pernah
belajar tentang revolusi industri, kan? Biasanya di pelajaran ekonomi
sering banget membahas ini. Nah, mungkin beberapa dari kalian bingung,
kenapa kok judulnya revolusi industri 4.0. Kok sudah
keempat? pertama, kedua, dan ketiganya mana?
Di artikel ini Saya akan
paparkan tentang revolusi industri, mulai dari yang pertama, hingga yang
keempat ini. Yuk, digeser kebawah!
Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri pertama adalah proses yang dimulai dengan
ditemukannya dan digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang.
Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan
apapun. Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Karena tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot,
angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di
bidang produksi, transportasi, bahkan militer. Barang-barang yang diproduksi
menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat. Uang yang
semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini
bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan
mesin uap pun menjadi jauh lebih laku. Revolusi industri ini juga mengubah
masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja
sebagai petani, menjadi masyarakat industri. Intinya,
kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar,
dalam memproduksi, mendadak lenyap. Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot,
angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih
fleksibel, dan lebih awet. Terakhir,
kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula
begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini
mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak semua tenaga
manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain. Perubahan-perubahan
ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para
bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja.
Namun, dampak negatif revolusi
industri ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan
limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah kalian pelajari di buku teks sekolah
kalian, adalah penjajahan di seluruh dunia.
Revolusi Industri 2.0
Setelah tenaga otot sudah
digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga
listrik. Tetapi, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi
di pabrik modern misalnya transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik
masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi
dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.
Nah, itu baru industri
2.0, revolusi apa lagi yang berikutnya? Tebakan Saya sih
kalian bisa menebak kelanjutannya, sebab komponen terpenting industri 3.0 sudah sering kalian temui.
Revolusi Industri 3.0
Setelah mengganti
tenaga otot dengan uap, lalu perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia
industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi
industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi
barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri. Revolusi
industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan
berakhir, abad informasi dimulai. Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap,
revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu
oleh mesin
yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: seperti pemasangan komputer
dan robot. OK, setelah pemasangan komputer dan robot dalam proses produksi,
memangnya ada kemajuan apa lagi? Memangnya kemajuan apa lagi sih yang bisa
terjadi di dunia industri?
Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 menggunakan komputer dan robot ini
sebagai dasarnya. Pertama, Kemajuan yang paling terasa adalah internet.
Semua komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin
kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi
punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya selalu
tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi
industri keempat: “Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di
pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini
produksi bisa langsung diketahui saat itu juga oleh pemilik pabrik, di manapun
si pemilik berada. Ponsel
pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan dunia luar
adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan
1001 cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut
yang merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi ini bahkan menyangkut
kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan
semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan
tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan
waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki.
Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula
tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini,
aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap
memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet,
karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan
tersebut bisa dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah
perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah
superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima
pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara
terpisah.
Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan
untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga
melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa
dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya
dengan “Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh manusia.
Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit,
luar biasa, dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh
superkomputer dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya
tentu saja saat ini belum sekeren itu.
Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning,
masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia,
negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus
menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab
revolusi ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimukai. Tantangannya masih
banyak. Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah
yang tak memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain
itu, koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan
pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan
komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.