Sunday, October 6, 2019 | By: Fajar Aji Kurniawan

PERAN KOMPETENSI DALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERDAYA SAING TINGGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0: SUATU TINJAUAN KONSEPTUAL


Manajemen Pemasaran Revolusi Industri 4.0

TUGAS BEDAH JURNAL
PERAN KOMPETENSI DALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG BERDAYA SAING TINGGI DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0: SUATU TINJAUAN KONSEPTUAL
Nama Penulis
Judul
Metode yang digunakan
Kesimpulan
Mislan Sihite
PERAN KOMPETENSI DALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG BERDAYA SAING TINGGI DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0: SUATU TINJAUAN KONSEPTUAL

Metode Deskriptif
Bahwa kompetensi sangat
berperan penting dalam mewujudkan
SDM yang berdaya saing tinggi di
era revolusi industri 4.0. Seorang
SDM harus selalu berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap, sehingga
SDM tersebut dapat memiliki
keunggulan dalam berkontribusi
mewujudkan visi dan misi
organisasi.
Suatu organisasi dalam
mewujudkan SDM yang berdaya
saing tinggi di era revolusi industri
4.0 perlu melakukan upaya
peningkatan kompetensi SDM sesuai
yang dibutuhkan, pendidikan dan
pelatihan serta perubahan budaya
kerja yang kompetitif. Peran
kompetensi dalam mewujudkan
SDM yang berdaya saing tinggi
dapat dilakukan dengan cara
peningkatan kompetensi, pendidikan
dan pelatihan, perubahan budaya
kerja.

Sumber Referensi:
Jurnal Ilmiah Methonomi
p-ISSN: 2460-562X
Volume 4 Nomor 2 (2018)
e-ISSN: 2598-9693
Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia



Friday, October 4, 2019 | By: Fajar Aji Kurniawan

Apa yang Dimaksud Revolusi Industri 4.0?


Revolusi Industri 4.0




Hallo Teman.... perkenalkan Nama Saya Fajar Aji Kurniawan, disini saya akan menjelaskan yang saya ketahui mengenai revolusi industri 4.0. Sebelum melangkah lebih jauh, pertama-tama kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0. Secara singkat, revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai sebuah trend di dunia yang menggabungkan sebuah teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber atau dapat diartikan sebagai perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Bicara soal revolusi industri, sebagian besar dari kalian pasti sudah pernah belajar tentang revolusi industri, kan? Biasanya di pelajaran ekonomi sering banget membahas ini. Nah, mungkin beberapa dari kalian bingung, kenapa kok judulnya revolusi industri 4.0. Kok sudah keempat? pertama, kedua, dan ketiganya mana?
Di artikel ini Saya akan paparkan tentang revolusi industri, mulai dari yang pertama, hingga yang keempat ini. Yuk, digeser kebawah!

Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri pertama adalah proses yang dimulai dengan ditemukannya dan digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat terbatas.  Karena tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat. Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku. Revolusi industri ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri. Intinya, kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap. Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet. Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain. Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Namun, dampak negatif revolusi industri ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah kalian pelajari di buku teks sekolah kalian, adalah penjajahan di seluruh dunia.

Revolusi Industri 2.0
Setelah tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Tetapi, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern misalnya transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.
Nah, itu baru industri 2.0, revolusi apa lagi yang berikutnya? Tebakan Saya sih kalian bisa menebak kelanjutannya, sebab komponen terpenting industri 3.0 sudah sering  kalian temui.

Revolusi Industri 3.0
Setelah mengganti tenaga otot dengan uap, lalu perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri. Revolusi industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: seperti pemasangan komputer dan robot. OK, setelah pemasangan komputer dan robot dalam proses produksi, memangnya ada kemajuan apa lagi? Memangnya kemajuan apa lagi sih yang bisa terjadi di dunia industri?
Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya. Pertama, Kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya selalu tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui saat itu juga oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada. Ponsel pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001 cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut yang merekam segalanya selama 24 jam sehari.  Informasi ini bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki. Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda, sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.
Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh manusia.
Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar biasa, dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh superkomputer dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya tentu saja saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning, masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimukai. Tantangannya masih banyak. Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah yang tak memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu, koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.